Perlu ditegaskan sedari awal bahwa penanaman di Restorasi Kadut lebih sebagai pengayaan terhadap vegetasi berkayu yang telah ada di dalamnya. Vegetasi berkayu ini dapat berupa sejumlah kecil pohon besar yang masih eksis atau anakan yang tumbuh alami ketika kegiatan restorasi ini dimulai. Khusus untuk pohon besar yang ada, pohon-pohon ini sekaligus dijadikan sebagai sumber anakan.
Terdapat setidaknya 20 jenis vegetasi berkayu yang ditanam di Restorasi Kadut sejauh ini, yakni jambon (Eugenia spp.), tiga urat (Cinnamomum sp.), medang (Actinodaphne macropylla), bendo (Arthocarpus integra), merawan (Hovea sp.), puspa (Shima wallichii), ketapang (Terminalia catappa), manggisan (Garcinea sp.), laban (Vitex pusbescens), merbau (Intsia bijuga), sempu (Dillenia sp.), bungur (Lagerstroemia speciosa), sungkai (Peronema canescens), dluwak (Grewia acuminata), berasan (Memecylon edule), gaharu (Aquilaria malaccensis), pulai (Alstonia scholaris), kopen (Plectoria didyma), salam (Syzygium polyanthum) dan tarling.
Tiga pertimbangan utama pemilihan jenis yang ditanam tersebut. Pertama, jenis asli Way Kambas. Hal ini penting, karena selain terlarang memasukkan vegetasi introdusir ke kawasan konservasi, jenis asli ini menjadi alasan valid kelayakan tumbuhnya di area tersebut. Kedua, relatif tahan api. Mengingat rawannya area tersebut terbakar, pertimbangan ini diperlukan untuk meningkatkan potensi keberhasilan penanaman kalaupun kebakaran melanda. Ketiga, merupakan pakan atau diperlukan oleh vegetasi kunci, terutama gajah.